Resensi Buku Kumpulan Cerpen
“P E N J A R A “

Buku ini merupakan kumpulan cerita pendek yang terdiri dari 18 cerita karya Sori Sutan Sirovi Siregar atau lebih dikenal dengan sebutan Sori Siregar. Beliau lahir pada tanggal 12 November 1939 di Medan. Ia dan Gerson Poyk adalah pengarang-pengarang Indonesia pertama yang mengikuti Intenational Writing Programme di Universitas Lowa, Amerika (1970-1971). 

Nama Pengarang                     : Sori Sutan Sirovi Siregar ( Sori Siregar )
Penerbit                                      : Balai Pustaka
Tebal Buku                                 : 156 Halaman
Tahun Terbit                             : Tahun 2000 ( Cetakan ke-3 ) 

Sejak tahun 1980 ia sudah menulis cerita pendek dan karyanya tersebar luas di seluruh Indonesia. Selain menjadi penulis, ia pernah menjadi penyiar Radio di berbagai belahan dunia. Karya-karyanya banyak tersebar di media masa Indonesia, hasil karyanya yang telah terbit diantara Wanita Telepon, Awal Pendakian, Awal musim gugur, dan yang terbaru Penjara. Selain menulis cerpen Sori Siregar juga menterjemahkan berbagai karya luar negeri seperti Horison, Pendidikan Islam, tentara islam dan Budak, serta sebuah karya sastra dari India yang berjudul Sentuhlah Aku.
Salah satu buku kumpulan cerpen yang diberi judul buku “Penjara” ini merupakan salah satu karya yang dibuat Sori Siregar. Umumnya pada semua cerpen dalam buku ini membahas tentang kehidupan sosial dengan tema yang beragam. Hampir  semua cerita didominasi dengan latar di manca Negara. Hal ini mungkin saja refleksi pengalaman si pengarang yang pernah tinggal di luar negeri. Dengan latar manca Negara inimembantu pembaca sehingga dapat menikmati keindahan luar negeri dan dapat mengetahui tentang budaya di setiap Negara.
Tapi betapa pun kumpulan cerpen ini cukup menarik untuk dibaca, karena selain penyajiannya yang lugas dengan bahasa yang plastis, pengarang selalu mencoba mengetengahkan masalah kejiwaan para tokohnya. Seperti halnya dalam cerita pendeknya, Penjara, yang menjadi judul buku ini berkisah tentang kegelisahan jiwa si tokoh dalam sebuah tempat dan ruang yang disebut kantor. Diceritan sekumpulan orang telah lelah akan belenggu serta peraturan-peraturan menyiksa di tempat kerjanya. Belenggu tersebut mereka rasakan seperti di dalam penjara. Selain karena harus menaati peraturan yang sangat mengekang, hal itu diperparah oleh sikap atasannya yang bernama Andang dan sikap perusahaan yang menuntut lebih namun tidak mengimbanginya dengan menambah hak pegawai. Mereka yang sudah benar-benar lalah mencoba untuk memberitahukan temannya yang lain tapi hal itu sia-sia karena temannya sudah merasa pasrah akan hal tersebut dan mencoba untuk lebih menikmati sebagaimana tugas mereka menjadi seorang pegawai di perusahaan tersebut. Hingga akhirnya mereka bersatu dan  dapat menyelesaikan masalah dan menghancurkan belenggu tersebut.
Lain halnya dalam cerpen ,”Atensi” menceritakan tentang seorang sekretaris yang sangat setia kepada atasannya. Seorang sekretaris sederhana, tidak terlalu cantik, berkulit hitam dan telah berusia 35 tahun. Dibalik kekurangannya itu terdapt banyak kelebihan yang membuat semua orang kagum sehingga lebih banyak orang yang melihat kelebihannya.
Salah satu cerpen yang dapat memberikan motivasi dan berkaitan erat dengan kehidupan adalah cerpen yang berjudul “Seorang Anak di Mata Ibunya” berawal dari seorang Ibu yang naik haji dan mempunyai anak yang bernama Zulkarnain. Zulkarnain merasa risih karena banyak orang yang memujinya, berhubung ibunya menceritakan kepada banyak orang bahwa dialah yang membiayai ibunya naik haji, tetapi Zulkarnain merasa bahwa yang membiayai Ibunya naik haji bukan hanya dia tapi bersama ketiga saudaranya. Lalu Ibu Zulkarnain menjelaskan pada Zulkarnain, “ Bukannya Ibu tidak menyebut nama abang-abangmu. Barang kali mereka lupa karena kaulah putraku paling kecil yang dulu nakal dan suka melawan. Mungkin karena itulah mereka selalu menganggap bahwa hanya kaulah yang membiayai Ibu naik haji.” Mendengar penjelasan ibunya Zulkarnain masih merasa bahwa belum banyak yang dapat dilakukannya untuk ibu tapi ternyata Ibunya sangat bangga pada dirinya. Ibunya sangat bangga pada Zulkarnain karena dari ke empat anaknya hanya Zulkarnain yang diakhir suratnya tetap mengatakan “ sembah sujud anakmu.”
Sebelum Ibu itu dapat berangkat haji, ia telah bertekad untuk naik haji ketika melihat gambar-gambar Zulkarnian dan istrinya sewaktu melakukan umbroh. Saat itu hanya Zulkarnain yang melihat keinginan Ibunya itu untuk pergi naik haji sedangkan ketiga saudaranya yang lain tidak setuju dengan alasan Ibu sudah terlalu tua dan sering sakit. Dengan demikian Ibu Zulkarnain tidak pernah merasa bersalah karena selalu menyebut nama Zulkarnain. Sewaktu Ibunya itu merayakan ulang tahun yang ke 75 hanya Zulkarnain yang mengingat tanggal lahirnya, seorang anak yang dimasa kecilnya sangat nakal dan tidak patuh pada orang tua itu pada akhirnya dapat berubah.
Setelah saya membaca beberapa cerpen dalam buku ini, dapat disimpulkan dahwa dalam buku ini terdapat kelebihan dan kekurangannya. Kelebihan dari buku ini adalah cerita-cerita yang dibuat pengarang mempunyai makna yang sangat dalam dan dapat menginspirasi para pembaca. Selain itu akhir ceritanya tidak menggantung sehingga pembaca dapat memahami seluruh rangkaian cerita. Namun kekurangan dari buku ini adalah pengarang menggunakan bahasa-bahasa yang sulit dimengerti serta menokohkan karakternya dalam cerita menggunakan sudut pandang tokoh utama sehingga para pembaca harus berimajinasi lebih keras untuk dapat memahami seluruh makna dari cerita.
Buku kumpulan cerpen “Penjara” ini dapat dibaca berbagai kalangan dan golongan usia.
  
Sampul Buku Kumpulan Cerpen
1 Komentar untuk "Resensi Buku Kumpulan Cerpen “P E N J A R A “"

untuk beli bukunya masih ada??
kalau masih bisa hubungi ke no wa saya 089666452099

BLOG EDUKASI © 2015. All Rights Reserved.
Template HITAMZ V.2 By SEOCIPS , Powered By Blogger